Cari Blog Ini

Minggu, 25 Mei 2014

Perjuangan Tanpa Cita-cita II

    Malang kamis22Mei2014/17.25 perjalanan berlanjut kami berbincang2 setelah beberapa saat kemudian kulihat riska tertidur di bahu kiriku, kembali ku memberi posisi terbaikku agar dia dapat tidur dengan nyenyak, kepalaku terus menahan gerakan kepalanya agar tidak mengganggu mimpi indahnya, saat di atas flyover singosari gerakannya semakin kuat aku semakin kuat juga menahannya meskipun leher mulai kram tapi aku gak bisa membiarkannya bangun 1 jam kini tlah berlalu kini kepalaku sudah tidak kuat menahan lagi akupun membangunkannya meskipun aku tak tega, dia kini sudah tersadar aku mengajaknya ngobrol sambil kulengahkan leherku.
    Surabaya kamis22Mei2014/19.39 kami telah sampai di terminal bungurasih kami keluar terminal dan yang pertama kami cari adalah sandal, karna sandalku sudah sobek. ketika sudah menemukan sandal yang langsung aku pakai sandal ku yang sudah menemaniku 6 bulan lebih akhirnya harus ikhlas dia buang, kami meneruskan perjalanan keluar mencari angkot sempat salah jalan karna yang kami tuju bis dalam kota, akupun bertanya kepada salah satu orang diterminal letak jalan keluar, setelah keluar terminal kami mendapati angkot jurusan royal,
    Didalam angkot kembali kupandangi wajahnya yang berkeringat, namun tetap cantik dan energik, aku kembali berdoa kepada tuhan Yme "ya allah jauhkanlah dia dari orang orang yang ingin mencelakainya" sesampainya di royal kami berjalan 10m ke arah tukang becak, selesai transaksi kami menumpangi becak menuju rumah saudaraku di karangrejo sawah, disana aku meminjam motor untuk mengantar dia ke rumah saudaranya di sidoarjo, diperjalanan dia mulai genit dan romantis, dijalan aku melaju dengan kecepatan sangat tinggi dengan motor milik omku. di rumah saudaranya aku ditawri tidur dirumahnya sebenarnya aku pengen karna serumah dengan Riska tapi tanteku menyuruhku pulang karna motornya dipakai jam 4 shubuh kepasar. Kembali aku mengandarai sendiri motor ini dan beristirahat di rumah nenekku,
    Surabaya Jumat23Mei2014/05.30 aku bangun dari tidurku untuk menjemput Riska di Sidoarjo, sekitar pk 04.30 aku berangkat dari rumah surabaya, di Sidoarjojumat23Mei2014/06.15 aku sampai dirumah saudaranya dibangunkannya akhirnya selesai menunggunya bersiap siap kami berangkat pk.06.25 di jalan sangatlah ngebut karna aku takut telat, ternyata benar di pintu masuk polda jam menunjukkan pk 06.57 kuturunkan Riska tepat di depan pintu polda dan kulanjutkan untuk pulang kerumah nenenkku, di sana aku membantu tanteku berjualan didepan gang dan membantu omku membenahi rumah, siang harinya aku berangkat menuju masjid yang tak jauh dari rumah untuk melaksanakan sholat jumat. sepulang jumatan aku kembali membantu omku hingga selesai adzan magrib Riska menghubungiku meminta agar aku menjemputnya aku kembali mengambil helm dan jaket miliknya kemudian kupinjam motor omkku. diperjalanan kembali aku memkirikan dia, aku berdoa "ya allah aku ingin melihatnya pulang keMalang dengan mengenakan seragam polwan,amin"
     Surabaya jumat23mei2014/18.39 aku sampai dipolda tetapi dia masih belum keluar karna dia masih di gedung dharma, beberapa menit kemudian dia nampak dari beberapa anak yang keluar dengan memakai seragam yang sama, dia menuju kearahku kuambil jaket namun jaket tersebut ada yang tersangkut dibesi motorku, namun dapat teratasi sesaat kemudian kuantar dia menuju rumah omku sambil beristirahat sejenak, sambil aku memberikan tawaran kucucikan pakaianya? dia menjawb terserah kemudian diberikannya kepadaku tas kain kecil warna biru yang berisi pakainnya,kemudian dia kutanya uwes a? yang dalam arti sudah kah? maksutku adalah sudah apa belum istrahat e? kalau sudah aku antar kesidoarjo, dia menjawab terserah, akhirnya aku kembali mengantar dia ke sidoarjo
    Sepulang dari sidoajo pkr21.58 aku pulang menuju surabaya untuk menjemputnya kepolda esok harinya aku juga harus mengantarnya kepolda karna dia masuk jam 8 pagi, kembali perjalananku menju surabya kali ini aku berjalan 40km/jam namun ketika aku melihat anak laki laki memakai baju sidoarjo dan ada tanda silang merahnya aku penasaran dan akukejar ketika tepat dibelakangnya aku membaca tulisan itu "arek sidoarjo gak wedi karo aremania*tulisan aremani disilang merah kemudian dibagian bawah kaos ada tulisan salam satu nyali" lah kok jadi mbahas kaos.
   surabaya pk 22.48an aku merebahkan diriku lagi diatas kursi ruangtamu, disinilah aku biasanya tirur, tak lupa memakai autan di sekujur tubuh agar tidak diserang oleh sekawanan nyamuk dan kipas aku putar jalan 1 , karna menurutku hawa saat ini tidak begitu panas.
   Surabaya Sabtu24Mei2014/05.30 alarm hpku berbunyi pertanda aku harus keSidoarjo untuk menjemput Riska kali ini aku berangkat dengan sangat santai melaju sekita 34-40km/jam dan sampai disidoarjo  pk06.20 dan seperti biasa selesai semuanya aku sempatkan untuk menikmati sarapan bersama sang pujaan hati, selesai makan aku mencuci piring makan kami berdua karna aku tidak mau tangannya terkena air sabun, aku sangat menyayanginya maka dari itu aku lakukan untuknya, selsai mencuci piring kami berjalan kedepan disaat ada ruang sepi aku memeluk dia dari belakang dia sangat kaget dan menikmati.
    Singkat cerita kami berangkat dan kali ini berhubung jam masuk agak siang aku melambatkan laju motor karna jujur aku sendiri tak suka ngebut ngebutan dijalan raya kalau pakai motor orang lain, perjalanan 1 jam ini selesai sudah ketika kami tiba di polda akhirnya kembali aku terharu dengan dan perpisahan ini aku balas dengan kukecup tangannya. dan kutinggalkan dia disana, seperti biasa aku menunggu dirumah nenekku sambil mencuci baju milikku dan milik Riska, sesudah kukeringkan kini baju tersebut dikeringkan matahari, tak lama ketika hari sudah siang dia memintaku menjemputnya, sekitar pk 14.23an aku berangkat dari rumah, disana aku melihat seorang perempuan berdiri sambil memakai seragam hitam putih seorang yang sangat kucintai dan kusayangi melebihi aku menyayangi diriku sendiri. setelah aku menghentikan motorku didepannya aku memberikan helmku padanya ya allah aku lupa membuka kunci helm tersebut hingga dia kesulitan membukanya karna tangannya sakit namun ketika aku membantunya dia sudah dapat membukanya.
    Dia mengajakku pulang keMalang karna hari mingggu esok dia libur, kesempatan ini yang kemmudian membawa kami berpamitan di rumah saudaranya di sidoarjo dan kami disuguhkan dengan es teh dan nasi telur juga beberapa menu lainnya, perut sudah terisi kini giliran kami membereskan barang2 disini setelah itu dia beranjak mandi dan aku tak kuat menahan kantuk akhirnya aku tertidur dikamar depan kamar tempat biasanya riska tidur,
    Beberapa menit kemudian kami siap pulang namun berganti berpamitan kepada nenekku disurabaya sambil mengembalikkan motor disana kami sudah kenyang jadi ketika ditawari makan kami tidak memakannya, kini giliran Riska yang menungguku mandi, setelah mandi aku beres2 dan mengambil jemuran milikku dan beberapa miliknya aku dan dia melipat baju kami, dan setelah itu aku menyiapkan hp kami dan cas kami. aku sempat memeluk nenekku dan bersalaman dengan semua keluargaku disini.
    Motor sudah dikembalikkan kini aku dan dia mencari becak, ketika sudah mencari becak dan bertransaksi kamipun sepakat diantarkannya, di jalan kami berbincang2 dengan sopir becak yang ternya asalnya juga dari kabupaten malang kepanjen.  di bawah flyover tukang becak itu memutar dan berhenti dipinggir jalan, baru saja turun dari becak sebuah angkot langsung menjemput kami, sesudah membayar becak perjalanan menuju terminal akan berlangsung lama karna jalanan macet, dijalan kembali kupandangi wajah cantik Riska dengan rambut pendeknya ala polwan yang baru dilantik. aku kembali berdoa "ya allah jadikan apa yang dia mau, amin" setelah di sebrang jalan dibungur kami melintasi jembatan layang dan berjalan menuju terminal pemberangkatan jurusan malang.
    Sangat padat setiap bis yang kami jumpai rata rata ada yang berdiri, setelah seperempat jam kami menunggu bis yang sepi, akhirnya kami berjalan masuk dan mencari sendiri bis jurusan malang, setelah menemukannya bis panda jur malang namun kata seorang bis ini berangkatnya jam 8, setelah capek berdiri aku dan dia nekat masuk ke dalam bis yang lampu dalamnya saja masih mati dan duduk ditempat seperti biasa Riska disebelah kiri aku sebelah kanan dan benar saja jam masih jelas menunjukkan pk17.59 bis sudah terisi penuh penumpang akhirnya bis diberangkatkan. perjalanan kemalang untuk kedua kalinya kami lanjutkan berdua, meskipun didalam bis ramai penumpang hingga berdiri hal itu tidak mengurangi keromantisan kami, yang biasa kami lakukan.

    Bersambung di "perjuangan dan perjalanan tanpa cita cita"

Sabtu, 24 Mei 2014

"Perjuanganmu Tanpa Cita-cita"

         Sukoharjo Selasa 20Mei2014/23.45
     Saat setengah sadar ibu Riska dibawa menuju mobil pribadi yang tadi kutumpangi untuk menuju kemari dengan tujuan dibawa ke rumahsakit di kota malang. sedih sekali melihat kejadian ini,riska yang selalu kujaga,agar tidak terluka kini aku melihatnya seperti ini, ingin sekali aku memaki diriku "Ya allah begitu beratnya cobaanmu ini ya allah, ringankanlah ya allah" kata batin ku berdoa. Setelah ibu Riska sudah di dalam mobil langkah kaki semakin jelas terdengar dari balik selambu selambu tipis yang menutupi setiap bilik kamar puskesmas ini, ternyata ayahnya riska datang  dia memberitahu kami akan meneruskan perjalanan ini ditemani aku, akhirnya aku menyanggupi dan semua barang barang yang dia bawa aku bereskan dan aku masukkan kedalam tas ransel hitam miliknya, setelah semua selesai dia baru menyadari bahwa sepatu yang ia kenakan hilang hanya ada satu sebelah kanan, mungkin sajakah terjatuh di tempat kecelakaan tadi. Dia juga baru menyadari bahwa kacamata,dan arloji,sarung tangan juga telah hilang tanpa berpikir panjang kuambil sepatu vantofel yang baru tadi pagi dia memesan kepada saudara yang dapat berkreasi membuat sepatu.
    Setelah semua perlengkapan siap kini hanya aku dan Riska di puskesmas ini keluarganya telah berjalan menuju rumah sakit untuk perawatan lebih lanjut. aku menuntun Riska berjalan karna kakinya masih sedikit kaku, otot otot pada kakinya masih belum begitu kuat, tapi hal itu tidak mengurangi semangatnya untuk terus melanjutkan perjalanan ke surabaya. Beberapa meter letaknya aku menyuruhnya agar sabar menunggu angkutan lewat, selang beberapa menit nampak mini bis datang menuju ke arah kami, kamipun segera naik dan mencari tempat duduk, Riska berada di samping jendela dan aku menjaganya disampingnya, perjalanan ke Surabayapun dimulai canda gurai tidak nampak diwajah kami, aku terus memandangi wajahnya dengan potongan pendek barunya kugapai tangannya dan kupegang tangan kirinya dengan sayangnya.
    Beberapa jam kemudian kamipun sudah dekat dengan stasiun kereta api sidoarjo. disinilah kami turun, lekas membayar kami berjalan menuju rumah saudara Riska yang letaknya dibelakang stasiun kereta api, jam menunjukkan pk 02.18 akhirnya kami sampai juga dirumahnya barang2 aku rapikan diteras aku mencoba menghubungi nomer telfon saudara tersebut namun tidak aktif, akhornya kamu sepakat untuk menunggu hingga adzan shubuh.
    Sidoarjo Rabu 21Mei2014/04.55 adzan shubuh sudah mulai  sahut menyahut berbunyi. akhirnya setelah beberapa jam kami tidur tiduran diteras di bukanya pintu rumah ini, kami langsung mencuci kaki dan mandi singkat cerita kami sudah siap untuk melanjutkan perjalanan menuju surabaya dengan dipinjami motor supra x keluaran terbaru, matahari masih belum bersinar sempurna, sesampainya didepan polda jawatimur aku menurunkan Riska di depan pintu masuk kulihat wajah cantiknya masih sedikit mengantuk dengan goresan di wajah dan tangannya. sesaat aku seperti menangis melihat tatapan wajahnya.akhirnya kamipun berpamitan meninggalkannya di polda kulanjutkan perjalanan menuju rumah nenekku yang letaknya tak jauh dari polda,
    Datang lebih awal dari jadwalku jam 7, singkat cerita setelah aku selesai mengobrol dengan keuarga nenekku kusempatkan untuk mandi kemudian sarapan dan kulanjutkan dengan tidur siang, sebangun dari tidur siang aku berangkat menjemput Riska dipolda sekitar pukul 8lebih aku bergegas dijalan aku kembali memikirkan dia, dulu dia kutawari masuk polri dia enggan bahkan dia menolak, dengan rambut panjang sampai ujung punggung dan gigi gisul menambah daya tarik tersendiri, aku masih tidak percaya mukjizat benar benar datang kepadanya, dari seorang perempuan yang sama sekali tidak memiliki pengetahuan tentang dunia kepolisian dan sangat menolak jika kutawari mendaftar polri kini dia memakai seragam hitam putih sedang melakukan beberapa tes untuk dapat masuk menjadi anggota brigadir polri.
    Subhanallah dia melakukannya dan lulus hingga kurang dari 2 minggu ini dia akan menjalani pendidikan polri di mojokerto, salut kuberikan padanya padahala dia sama sekali tidak memiliki cita cita menjadi seorang polwan, yang kutau dia bercita cita menjadi seorang pramugrari. memang benar garis tangan sudah ada yang mengatur dia dengan spontan menjawab tidak saat universitas jakarta menelfonnya untuk memberitahu bahwa dia lolos masuk  universitas itu dengan beasiswa  tapi mungkin ini adalah awal dia memilih tetap melanjutkan pendaftaran polri,
     Sesampainya di pintu masuk polda aku melihat di sendirian duduk di trotoar pintu masuk polda kembali aku terharu meiahat dia seperti ini, perempuan yang selau kusayangi yang akupun tidak rela jika dia diperlakukan seperti masa orientasi, namun apa daya ini adalah syaratnya, aku mencoba berusaha tersenyum agar dia tidak tau bahwa aku perasaan dan pikiranku remuk karna terlalu sayang kepadanya. perjalananpun kami kanjutkan dia berpengangan di perutku, tangannya yang sedang sakit membuatnya tidak dapat memeluk erat, ku ajak dia menemui keluargaku disurabaya, kami sempat mengobrol, setelah banyak mengobrol kamipun pulang ke sidoarjo mengembalikan motor kerumah saudara Riska "bude ten" kami biasa memanggilnya begitu. disaat kami sedang mengemudi motor kami ditilang di depan royal, aku syok bingung aku berpikiran akan menelfon ayahku dimalang untuk meminta tolong, namun keadaanku berbanding terbalik dengan  Riska kulihat dia santai santai saja seakan tidak terjadi apa apa, memang benar saja dia menjawab bahwa dia sedang mendaftar polwan dan kami dibebaskan. namun anehnya waktu itu dia diam saja disaat aku bingung namun itu tidak aku persalahkan karna aku tidak tau bahwa meskipun dia sedang pendaftaran ternyata polisi disini juga bersimpati, perjalanan menuju sidoarjo kami lanjutkan
     Sesampainya di bude ten haripun beranjak larut malam dan aku menghabiskan malam ini disini di kamar milik suami bude, saat esok pagi hari aku terbangun ku melihat jam masih jam 3 pagi. aku keluar kamar menuju kamar tidur dia, kulihat dia sangat pulsa tidurnya, kembali aku berjalan menuju tempat tidurku untuk melanjutkan tidur, satu jam kemudian aku kembali terbangun kali ini aku berjalan menemuinya karna aku ingin membangunkan dia.
      Ternyata dia masih tertidur lelap, aku tak tega membangunkannya, lalu kuambil ponsel miliknya dan ku ketik pesan kepada temannya untuk menanyakan kapan ke polda, lagi lagi sms itu tidak ada jawabpan, aku tidur lagi dan terbangun di jam 5 kulihat ada 1 pesan dari temannya yang tadi aku bertanya kepadanya, dia menjawab hari jumat jam 8 kumpul di polda dengan membawa berkas berkas seperti ktp,kk,akte kelahiran dll, akhirnya aku lega mendapat jawabpan itu jam 6 lebih aku terbangun kemudian aku membangunkan Riska, pelan pelan aku pukul pukul kaki kirinya hingga dia bangun. ketika sudah terbangun aku menginformasikan hal tadi pagi kepadanya, ternyata Riska ingin pulang ke Malang untuk mengurus berkas berkas miliknyak, selesai makan kami lanjutkan dengan mandi giliranku setelah dia,  jam 8 lebih kami keluar gang diantar pakde dan juga anaknya digang depan saat kami turun dari motor langsung ada angkot yang berhenti disebelahku kami segera naik dan turun di terminal bungur.
    Akhirnya kami melakukan perjalanaan dengan naik angkot menuju terminal bungurasih. dilanjutkan dengan naik bis restu jurusan malang kami sering menyebutnya dengan bis panda karna ada gambar pandanya. didalam bis kami sangatlah mesra dia menggenggam tangan akupun membalas dengan memegang tanganya juga. didalam bis kami berbincang cukup banyak hingga beberapa saat kemudian rasa kantuk menyelimutiku namun kulihat dia sudah tertidur terlebih dahulu, aku pun memeberikan posisi terbaikku agar dia merasa nyaman. kujaga kepalanya agar tidak bergeser dan terjatuh karna bis patas yang kami naiki jalannya berbelok belok.
    Malang kamis 22Mei2014/10.45 kami sampai di kota malang kecamatan Blimbing Kelurahan Arjosari turun dipinggir jalan dilanjutkan berjalan kaki sekitar 500m menuju angkot jurusan sulfat selesai membayar tarif angkot 6rb untuk 2 orang kami kembali berjalan sekitar 600m setelah menemukan tempat beristirahat di emperan toko kami menunggu jemputan dari ayah Riska, saat yang sama kami melihatnya tapi dia terus berjalan kemudian Riska menelfonnya agar memutar balik. saat kami sudah diatas motor kembali kupeluk dari belakang tubuh riska karna ini yang sangat aku dan dia sukai, sesudah sampai dirumahnya kami mengeluarkan baju baju dari tas karna perjalanan akan kami lanjutkan ke kantor pemkab malang untuk mengurusi berkas berkas yang dibutuhkan untuk pendaftaran polri, selesi mengurus berkas kami keluar kantor dan melihat ada orang menjual bakso dengan sayur kamipun membelinya dengan porsi sesusai permintaan kami selsesai membayar 16rb kami berjalan menuju area parkir motor kami dan melihat penjual es degan kamipun memesan 2 gelas selesai membayar 8rb dilanjutkan mengendarai motor keluar area parkir dan perjalanan kembali kami lanjutkan menuju rumah teman Riska yang terkenal tomboi "Reza" tapi Riska lebih sering memanggilnya Eja.
     Dirumah Eja kami menuruni tangga dibawah kami banyak mengobrol dan tujuan utama kami kesini adalah mengambil email instagram dan berbagai email penting lainnya. karna memang ponsel milik Riska dibeli oleh Eja. awal kami sampai dirumah Eja, Eja kaget dan pangling melihat Riska yang sekarang karna kini Riska sudah berpotongan rapi pendek dan bertambah coklat. hehehe.
selesai berpamitan kamipun melakukan perjalanan pulang kerumah Riska sekitar jam 4 sore. di jalan kami sepakat untuk kembali ke Surabaya karna pada hari jumat Riska harus sudah ada di polda jam 8.
      Semua barang telah kami kemasi dengan rapi dan sekarang kami bersiap berangkat menuju Surabaya untuk berangkat kedua kalinya. awalnya aku sudah bilang kepada keluargaku aku sedang pulang ke malang, karna waktu itu kami tidak tau bahwa aku akan menemaninya lagi. akhornya akupun berpura pura hal itu adalah gurauan karna jika aku sudah pulang kerumah maka aku tidak akan dapat pergi lagi. setelah semua selesai kami mandi bergantian dan sekarang berpamitan kepada orangtua Riska, ayah Riska kembali mengantar kami. saat masih di gang rumah Riska aku mupa mengisi bensin dan membisikan kepada Riska untuk mengatakan kepada ayahnya.
      Dijalan kami berhenti di pom bensin dan setelah mengisi bensin perjalanan kami lanjutkan kali ini perjalanan terasa buruk bagiku karna aku berada diatas besi jok belakang motor. sekitar 10 menit kemudian kami turun dinggir jalan raya dan menunggu angkot putih yang akan membawa kami ke terminal arjosari, di dalam angkot aku menceritakan keadian lucu dimotor tadi, dan kami tertawa, sesudah di pintu masuk terminal kami membayar 6rb dan menuju dalam terminal, di dalam terminal perut kami merasa lapar lagi, akhirnya kami menuju depot dan memesan porsi makanan sesuai keinginan kami. setelah perut terasa kenyang kami membayar 36rb tapi berhubung uang kami hanya 34 kami diikhlaskan. perjalanan mencari bis menuju Surabaya kami lanjutkan, setelah menemukan bis panda kami mencari tempat duduk seperti biasa Riska disebelah kaca.
   Bersambung ke "Perjuangan Tanpa Cita-cita II"